Perihal : Di-tantang



Siang jelang sore hari itu, saya menjalani meeting koordinasi seperti biasa. Sama halnya dengan bulan-bulan sebelumnya meeting berjalan dan saya mengetik apa yang menjadi catatan di hari itu. Kemudian pintu terbuka, Pak Direktur masuk mengutarakan niat kunjungan pabrik dengan panjang lebar dan saya tidak cukup memperhatikan hingga beliau tiba-tiba mengucapkan nama saya untuk membawakan suatu presentasi. 

Gak sembarang presentasi, saya musti berbicara di depan semua pimpinan level manager hingga direktur. Sejenak saya berhenti bernapas. Di dalam hati saya panik. Dan rasanya pengen berontak menolak. Di satu sisi terselip sekilas rasa bangga ternyata beliau tahu nama saya, kroco perusahaan lah istilahnya. Tetapi kala itu saya mengesampingkan rasa bangga itu, saya berkata belum saatnya atau istilahnya saya bangganya kapan-kapan saja. Saya berusaha menolaknya, saya berusaha membuat manager saya menunjuk orang lain. Jangan saya melainkan dia saja lah.

Keputusan namun tetap keputusan. Kalo ada pepatah hakim udah ketok palu berarti gak ada istilah kembali. Yap, there’s no way back and no turning back istilahnya harus diambil kesempatan ini, begitu kata-kata manager saya untuk membesarkan hati saya. Menghela nafas panjang, mulailah saya menyusun materi satu demi satu . 

Pertanyaan sederhana adalah apakah saya menyukai materi yang akan saya bawakan? TIDAK, atau DEFINETELY NOT. Ya, materi ini salah satu materi paksaan yang harus saya pelajari di saat flashback awal bergabung di perusahaan saya ini. Dengan materi yang saya tidak suka saya dipaksa membawakan dan memaparkan untuk orang lain. Sejenak pikiran “what the hell is this” kemudian meracau dan mengumpat. 

Namun istilah nya nasi udah jadi bubur dan life must go on. Lanjutlah saya menyusun materi sambil membaca materi-materi penting yang perlu dipersiapkan. Browsing, membaca, menyusun presentasi, dibantai atasan dan ditanya macam-macam hingga melatih bicara di depan umum saya lewati hari lepas hari.  

Lalu tibalah hari-H di saat saya harus memaparkan materi itu didepan orang lain. Seperti yang sudah saya ungkapkan tidak sembarang orang lain tapi kelasnya manager-manager. Berbekal materi yang sudah saya persiapkan jauh-jauh hari saya memegang prinsip untuk menguasai materi dan menyampaikan informasi yang perlu diketahui. Tidak sekadar menyampaikan namun juga perlu nya saya memastikan mereka memahami saya bicara apa dan tujuannya apa. Dengan modal tersebut saya mulai menerangkan slide demi slide sampai akhirnya semua terlalui. Saya teringati kata-kata indah teman saya “LEWATI, tapi dengan BAIK”. Ya semua pasti terlewati tapi bagaimana kamu membungkus persiapan mu untuk melewatinya dengan baik. 

Saya tidak berkata ini adalah presentasi yang sempurna ataupun sangat baik. Saya cukup berbesar hati dengan mencapai kriteria Baik dan dapat dimengerti saja. Awal yang baik bagi saya dari cerita ditantang tersebut hingga menutupnya dengan usaha yang sudah saya berikan maksimal serta tulus. 

Pengalaman mengesankan di awal tahun ini membuat saya merasa perlunya bersyukur atas setiap kesempatan yang saya peroleh dan menggunakan kesempatan itu dengan sebaik mungkin. Istilahnya kata-kata mutiara itu gak cuma sekadar ada di buku tapi juga saya bisa rasakan dan alami untuk modal saya mengembangkan diri ke depannya. 

Jadi suka gak sama materinya? Jawabannya masih SAMA, tidak SUKA tapi saya bersyukur sekali bisa mendapat pengalaman berharga bicara di depan umum yang menjadi modal saya untuk bicara lain kesempatan untuk sesuatu yang saya SUKA J

Komentar

  1. Kesempatan itu d berikan artinya kami mampu.. Congrats.. God give u that opportunity to makes u go to the next level..

    BalasHapus
  2. Yeahhh! Belajar berbicara di depan umum ya. Untung bukan baca puisi ya mar. Hehehe.. God bless every step you take :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer